Sabtu, 19 September 2009

Motivasi

Menurut Pinder definisi dari motivasi adalah“a set of energetic forces that originates both within as well as beyond an individual’s being, to initiate work-related behaviour, and to determine its form, direction, intensity, and duration” (Pinder, dalam Donovan, 2001, p.53).

Dalam arti yang lain, motivasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan, kekuatan yang dapat mendorong, memotifasi, maupun menstimulus seseorang maupun sekelompok orang dalam suatu organisasi untuk dapat mencapai tujuan dari organisasi tersebut lebih baik dan lebih cepat.


Teori Motivasi
Teori motivasi dikembangkan oleh Abraham H.Maslow. teori tersebut menghasilkan 5 tingkat hirarki kebutuhan, yaitu :
  1. Kebutuhan Fisiologi, mencakup rasa lapar, haus, istirahat dan sex.
  2. Kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual.
  3. Kebutuhan akan kasih sayang.
  4. Kebutuhan akan harga diri.
  5. Aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata
Selain teori motivasi terdapat beberapa teori-teori yang lain, seperti :
  • Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi), teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.
  • Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG), Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan).
  • Teori Herzberg (Teori Dua Faktor), Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
  • Teori Keadilan, Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima.
  • Teori penetapan tujuan (goal setting theory), Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : 
    •  tujuan-tujuan mengarahkan perhatian
    •  tujuan-tujuan mengatur upaya
    •  tujuan-tujuan meningkatkan persistensi
    •  tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
  • Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan ), motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.
  • Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku, model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif.
  • Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi,  Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model.

Berikut ini adalah sebuah contoh kasus mengenai motivasi :
"Sebuah perusahaan garmen baru-baru ini mem-PHK banyak sekali pekerjanya guna menyelematkan perusahaannya tersebut. hal ini tentu saja malah membuat motivasi para pekerja yang tidak di PHK menjadi menurun dikarenakan harus bekerja dalam ketakutan akan bernasib sama dengan rekannya yang di PHK."

dari contoh kasus diatas dapat kita lihat bagaimana kondisi psikologi seseorang dapat mempengaruhi dalam motivasi kerjanya. hal ini sama seperti faktor teori motivasi Abraham H.Maslow yang ke-2 yaitu mengenai keamanan. dimana para pegawai dari perusahaan tersebut merasa tidak nyaman dan aman dalam bekerja. setiap saat dihantui oleh perasaan akan takut di PHK. tentu saja hal ini akan berpengaruh kepada kualitas dan kuantitas dari hasil produksi perusahaan tersebut. kualitas dari garmen yang diproduksi akan menurun, begitupun kuantitasnya. jika hal ini tidak cepat di selesaikan oleh manajemen perusahaan tersebut, maka perusahaan tersebut tidak akan bertahan lama karena sedikit demi sedikit akan kehilangan customernya. hal yang membuat motivasi para pekerja menurun karena tidak terpenuhinya faktor ke-2 dari teori motivasi, sehingga tidak dapat beralih atau memenuhi faktor-faktor motivasi yang lain.