Selasa, 17 November 2009

Komunikasi

    Saat ini lagi marak yang namanya Internet dan berbagai merek handphone juga mulai bermunculan. Dari yang biasa aja sampai yang benar-benar sangat canggih dan bisa meningkatkan gengsi pun ada. Hmmm.... Saya jadi berpikir , ada nggak ya gunanya memiliki sebuah barang yang hanya untuk menjaga gengsi doank???. Tapi , itu tergantung sama yang punya barang itu aja. Saya mau bahas sedikit niy tentang apa itu komunikasi..
     Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
    Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
  • Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
  • Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
  • Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
  • Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
  • Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
  • Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
  1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
  2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon , email dan surat atau media lainnya.
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan
  1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
  2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Mungkin apa yang saya tulis ini belum terlalu sempurna. Tapi saya berharap , ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Thx.....

Senin, 16 November 2009

Motivasi Kerja

    Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. (Hasibuan, 2003).
   Gibson, et. al., 1995, berpendapat bahwa motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Motivasi kerja sebagai pendorong timbulnya semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang berpengaruh terhadap besar kecilnya prestasi yang diraih. Lebih jauh dijelaskan, bahwa dalam kehidupan sehari-hari seseorang selalu mengadakan berbagai aktivitas. Salah satu aktivitas tersebut diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan kerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh orang yang bersangkutan.
    Terkait dengan motivasi kerja tersebut, Robbins, (1998) berpendapat bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individu. Senada dengan pendapat tersebut, Munandar, (2001), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan- kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Bila kebutuhan telah terpenuhi maka akan dicapai suatu kepuasan. Sekelompok kebutuhan yang belum terpuaskan akan menimbulkan ketegangan, sehingga perlu dilakukan serangkaian kegiatan untuk mencari pencapaian tujuan khusus yang dapat memuaskan sekelompok kebutuhan tadi, agar ketegangan menjadi berkurang.
Pinder, (1998) berpendapat bahwa motivasi kerja merupakan seperangkat kekuatan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang yang mendorong untuk memulai berperilaku kerja, sesuai dengan format, arah, intensitas dan jangka waktu tertentu.
    Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya.
Motivasi kerja dalam perusahaan merupakan faktor penting untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara obyektif tentang:
(1) untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja yang dilakukan. 
(2) Untuk mengetahui produktivitas kerja karyawan.  
(3) Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja secara parsial dan simultan terhadap produktivitas kerja karyawan.



 Kasus motivasi kerja yang menurun :
Sekarang saya kerja di oil & gas, gelar S2 saya juga tidak dihargai alias disamakan dengan lulusan S1. Yang bikin sakit hati lagi, beberapa teman saya yang bekerja di sini, disekolahin S2 (tepatnya minta beasiswa S2 dari perusahaan), setelah lulus kemudian kembali bekerja, dan karirnya semakin kinclong. Kalau diteliti lebih jauh, mereka itu memang orang2 yang dekat dengan penguasa.


    Dari kasus ini bisa ditarik kesimpulan bahwa , motivasi kerja juga bisa menurun akibat ketidakadilan yang dirasakan para karyawan.


 

Minggu, 15 November 2009

Definisi Kepemimpinan

Defenisi Kepemimpinan itu ada berbagai versi. Di sini saya akan membahas defenisi kepemimpinan dari :
1. Tannebaum , Weschler dan Nassarick
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
contohnya di sini dalam hal pemberian motivasi. Antar pribadi dapat saling memberi masukan dan kritik kepada teman sekantor untuk tetap semangat dalam bekerja terutama dalam meningkatkan kinerja kerjanya. Selain itu pemimpin juga bisa berbagi pengalaman kepada bawahan-bawahannya agar para bawahan bisa termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi.
2. Shared Goal , Hemhiel & Coons
Kepemimpinan adalah sikap pribadi yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Contohnya : Seorang pemimpin langsung turun tangan dalam melakukan sesuatu dengan tujuan supaya bawahannya juga bisa ikut bekerja agar tujuan bisa tercapai.
3.Rauch & Behling
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.
Contohnya : kreatifitas seorang pemimpin dalam merubah kinerja yang lama agar bisa menghasilkan kinerja yang baru.

Job Enrichment 2

Hari ini kelas saya membahas tentang Job Enrichment.... Cuma dikit yang saya tangkap tapi lumayan bisa menambah pengetahuan saya tentang ilmu manajemen...
Setelah saya cari infonya lagi di internet saya bisa menyimpulkan bahwa Job enrichment itu sendiri adalah suatu tugas mengandung arti penting yang meliputi antara lain: pencapaian keberhasilan, lingkup wewenang dan tanggung jawab, yang merupakan faktor internal potensi kepuasan kerja. Sedangkan faktor eksternal antara lain seperti: supervise, upah, dan kondisi lingkungan pekerjaan, adalah yang merupakan potensi ketidakpuasan kerja.
Kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja bukan merupakan dua hal yang berlawanan tetapi merupakan kondisi yang mempunyai ukuran tersendiri.
Oleh karena itu, perbaikan pada faktor luar misalnya upah mungkin saja akan mengurangi ketidakpuasan kerja tetapi belum tentu meningkatkan kepuasan seorang pekerja. Kepuasan pekerja akan dapat diperoleh dengan memperbaiki faktor internal seperti peningkatan motivasi, yang dapat dilakukan dengan jalan pendekatan perluasan tugas atau pendekatan job enrichment.

Job Enrichment merupakan upaya untuk memotivasi karyawan dengan memberi mereka kesempatan untuk menggunakan berbagai kemampuan mereka. Selain itu , Job enrichment adalah memperluas rancangan tugas untuk memberi arti lebih dan memberikan kepuasan kerja dengan cara melibatkan pekerja dengan pekerjaan perencanaan, penyelenggaraan organisasi dan pengawasan pekerjaan sehingga job enrichment bertujuan untuk menambah tanggung jawab dalam pengambilan keputusan, menambah hak otonomi dan wewenang merancang pekerjaan dan memperluas wawasan kerja.

Job enrichment dapat meningkatkan otonomi seseorang dalam mengatur pekerjaannya. Misalnya seorang petugas di dalam melakukan pekerjaannya sebelum diatur oleh suatu prosedur yang ketat, di mana dia tidak di berikan wewenang atau hak untuk memilih metode yang dia anggap paling efektif, untuk memilih bahan-bahan yang di butuhkan, atau untuk mengatur pekerjaannya. Perubahan ini akan memberikan tantangan yang lebih besar bagi dia dan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan produktifitasnya.

Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan. Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik.
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan. Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik.

Oleh sebab itu pemimpin suatu organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang mampu memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga diperoleh karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia bekerja kearah pencapaian tujuan perusahaan. Mengingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri dari orang-orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhan-kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan manusiawi (Robbins, 2001:18). Sejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapai kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produktivitas kerja karyawan.

Oleh sebab itu pemimpin suatu organisasi perusahaan dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang mampu memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga diperoleh karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia bekerja kearah pencapaian tujuan perusahaan. Mengingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri dari orang-orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhan-kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan manusiawi (Robbins, 2001:18). Sejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapai kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produktivitas kerja karyawan.

Dimensi Utama                  Kondisi Psikologis kritis                           Hasil Kerja Karyawan

Skill Varity
Experience                           meaningfullnes                                        Motivasi kerja tinggi

Task Identity                       Pemahaman Kinerja                                berkualitas.

Task Significance

Otonomi                              Tanggung Jawab                                    Responsibility Rendahnya tingkat

                                                                                                        Ketidakhadiran & pindah kerja

Feed back                           Pengetahuan                                          Kepuasan terhadap kerja

Umpan balik Introspeksi kinerja tinggi

Menurut teori karakteristik pekerjaan ini, sebuah pekerjaan dapat melahirkan tiga kondisi psikologis yang kritis dalam diri seorang karyawan yakni:

* Para pekerja menerima dan menyadari bahwa pekerjaan merupakan hal penting dan bernilai dari sebuah system. (Experienced meaningfullness)
* Mengalami makna kerja, dan pengetahuan akan hasil kerja. (Knowledge of result)
* Tanggung jawab pekerja akan memberikan hasil pekerjaan yang baik. (Responsibility)

Semakin baik pengalaman kondisi psikologi kritis seseorang tersebut maka karyawan semakin termotivasi untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik dan puas terhadap pekerjaannya.

Ketiga kondisi psikologis yang kritis tersebut di atas disebabkan karena lima dimensi tugas utama yang tercakup dalam arti penting sebuah pekerjaan. Menurut Munandar (2001:357) ada lima ciri-ciri intrinsik pekerjaan (dimensi utama) antara lain:

1. Keragaman ketrampilan (skill variety)

Banyaknya ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Makin banyak ragam ketrampilan yang digunakan, makin kurang membosankan pekerjaan.

Misalnya, seorang salesman diminta untuk memikirkan dan menggunakan cara menjual yang berbeda, display (etalase) yang berbeda, cara yang lebih baik untuk melakukan pencatatan penjualan.

2. Jati diri tugas (task identity)

Tugas yang dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar dan yang dirasakan tidak merupakan satu kelengkapan tersendiri menimbulkan rasa tidak puas. Misalnya, seorang salesman diminta untuk membuat catatan tentang penjualan dan konsumen, kemudian mempunyai dan mengatur display sendiri.

3. Tugas yang penting (task significance)

Tingkat sejauh mana pekerjaan mempunyai dampak yang berarti bagi kehidupan orang lain, baik orang tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu perusahaan yang sama maupun orang lain di lingkungan sekitar.Misalnya, sebuah perusahaan alat-alat rumah tangga ingin mengeluarkan produk panci baru. Para karyawan diberikan tugas untuk mencari kriteria seperti apa panci yang sangat dibutuhkan oleh ibu-ibu masa kini. (tugas tersebut memberikan kepuasan tersendiri bagi karyawan karena hasil kerjanya nanti secara langsung akan memberi manfaat kepada pelanggan)

4. Otonomi

Tingkat kebebasan pemegang kerja, yang mempunyai pengertian ketidaktergantungan dan keleluasaan yang diperlukan untuk menjadwalkan pekerjaan dan memutuskan prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikannya.Misalnya, seorang manager mempercayai salah satu karyawan untuk memperebutkan tender dari klien. Karyawan tersebut menggunakan ide dan caranya sendiri untuk menarik perhatian klien . Karyawan diberi kebebasan untuk mengatur sendiri waktu kerja dan waktu istirahat.

5. Umpan balik (feed back)

Memberikan informasi kepada para pekerja tentang hasil pekerjaan sehingga para pekerja dapat segera memperbaiki kualitas dan kinerja pekerjaan.
Misalnya, dalam menjual produk salesman didorong untuk mencari sendiri informasi, baik dari atasan maupun dari bagian‑bagian lain, mengenai segala hal yang berkaitan dengan jabatannya serta meminta pendapat konsumen tentang barang‑barang yang dijual, pelayanan, dll.

Jadi kondisi psikologis kritis karyawan yang muncul karena adanya dimensi utama dalam tugas akan mempengaruhi hasil kerja karyawan yang telah termotivasi secara internal. Berhasil atau tidaknya hasil kerja dalam job enrichment tergantung oleh kekuatan kayawan untuk berkembang dan berpikir positif.

Ada satu kasus tentang Job enrichment ini :
Misalnya kasus demo karyawan Lebak bulus karena adanya PHK dan intimidasi dari pihak perusahaan. Berikut kasusnya :
Senin, 09/11/2009 11:25 WIB
Karyawan Carrefour Demo, Lebak Bulus Macet Total
Jakarta - Sekitar 1.000 orang karyawan Carrefour se-Jabodetabek dan Bandung menyerbu kantor pusat Carrefour di Lebak Bulus. Mereka menutup perempatan Lebak Bulus sehingga terjadi kemacetan.Para pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja Carrefour Indonesia (SPCI) menyatakan, penolakan terhadap PHK dan berbagai bentuk intimidasi yang diterima pekerja.

"Hingga saat ini dari yang diberhentikan sepihak hanya 10 orang yang bisa bekerja kembali," ujar Ketua Umum DPP SPCI Abdulrahman di Kantor Carrefour Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (9/11/2009). Para pendemo menggunakan pakaian warna merah bertuliskan SPCI. Mereka juga membawa baliho dan sebuah spanduk bertuliskan 'Stop Pekerja Kontrak di Carrefour'.

"Kami minta manajemen Carrefour menjelaskan kondisi real Carrefour karena banyak penutupan karena persaingan bisnis," katanya.Meski didemo, aktivitas pusat perbelanjaan Carrefour Lebak Bulus masih berlangsung normal. Para demonstran hanya berkumpul di depan Carrefour. Akibatnya lalu lintas dari Pondok Indah dan TB Simatupang arah Lebak Bulus macet.

Intimidasi dan PHK adalah salah satu bentuk hal yang tidak dapat mengembangkan Job Enrichment para karyawan. Ini sangat berkaitan dengan teori motivasi yang menyiratkan bahwa stimulus yang positif dapat memberikan motivasi kepada orang lain. Sama halnya dengan para karyawan Carrefour di atas. Merela di PHK karena berbagai stimulus yang tidak dapat membuat mereka bekerja lebih baik sehinnga mengharuskan mereka untuk di PHK. Selain itu , pihak perusahaan juga tidak memberi mereka stimulus positf tetapi malah mereka diintimidasi.
       Hanya ini yang bisa saya ungkapkan sedikit , semoga dapat berkenan buat kita. Sekian..........